Nge-Essay Yuk!

05.40
ESAI DAN SELUK BELUKNYA
Oleh: Hendra Amalfi
(Dari Berbagai Sumber)

Mengenal Esai
Pernah mendengar tulisan yang berjudul Als ik eens Nederlander was? Mungkin teman-teman sekalian benar. Judul tulisan yang sering kita dengar saat belajar mata pelajaran Sejarah di SMP ini adalah sebuah tulisan yang menyentil keadaan bangsa saat kolonialisme merajai bumi pertiwi. Dari tulisan ini pula semangat kebanggsaan Indonesia mencuat kepermukaan. Tulisan ini dipublikasikan pada tanggal 18 Juni 1913. Tulisan yang digagas oleh R.M. Soewardi Soerjaningrat, yang dalam Bahasa Indonesia berarti Seandainya Saya Orang Belanda, adalah salah satu contoh esai. Inilah salah satu contoh esai dimasa pergerakan Indonesia.
Esai secara makna kata berasal dari kosa kata Perancis yaitu essayer, yang kurang lebih berarti “mencoba” atau “menantang”. Esai adalah karya dalam bentuk tulisan yang lebih menonjolkan sudut pandang personal subjektif penulis. Esai jauh berbeda dan bukanlah suatu tulisan paper ilmiah yang penuh dengan catatan kaki dan kutipan-kutipan teori para ahli. Esai berisi pemikiran yang dipadu dengan pengalaman, observasi lapangan, anekdot, dan pergulatan batin penulis tentang subyek yang ditulisnya.
Sebuah esai akan memiliki daya pengaruh dan memberikan kontribusi yang luarbiasa terhadap perkembangan pemikiran jika mampu diramu dan diformulasikan dengan tepat. Karena pada hakikatnya esai berisi jalan pemikiran seseorang, perspektif seseorang dalam memandang permasalahan, dan ide personal terhadap suatu konflik. Kurang lebih, esai berisi pengaruh, perspektif penulis yang berefek samping munculnya dinamisasi pemikiran pembaca. Bisa jadi pembaca menganggukkan pandangan penulis, menolak, atau malah muncul pandangan baru ala pembaca.

Struktur Esai
Secara garis besar esai mengandung tiga bagian utama :
1. Pengantar (introduction)
2. Pengembangan (development of idea)
3. Kesimpulan (conclusion)
Bagian pengantar (introduction) esai berisi pokok pembahasan dari permasalahan yang kita angkat. Seperti yang dituliskan pada bagian di atas bahwa permasalahan tersebut dapat berupa argumentasi penulis terhadap suatu kondisi, fenomena atau kejadian yang menyita perhatian orang banyak, pergolakan batin penulis tentang suatu kondisi, dan sebagainya.
Paragraf pertama merupakan bagian yang mungkin paling sulit dikerjakan. Tidak akan sulit kalau kita mampu fokus pada ide dan background esai kita. Sebagian orang memiliki beberapa trik untuk permasalahan ini, yakni dengan membiarkan kesukaran ini dan memutuskannya untuk menulis ulang. Akan tetapi perlu ditekankan lagi bahwa paragraf pertamalah yang menarik perhatian pembaca ke topik dan pendapat kita, serta penting untuk membuat pembaca membaca esai kita hingga tuntas. The first paragraph is often the most difficult to write.
Sesulit apapun paragraf pertama ini, semuanya dapat kita mulai dengan membangun kerangka topik yang akan kita coba eksploitasi dan dengan mendefinisikan topik tersebut. Sesuai dengan sebuah jargon iklan di TV, “Pandangan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda.” Perkenalkan topik yang akan kita bahas dan ikat pembaca kita dan pastikan mereka akan menyelesaikan membaca esai kita. Ingat, perkenalan yang menarik akan memberikan kesan yang melekat. Mulailah tulisan kita dengan menjabarkan topik esai dalam satu atau dua kalimat pembuka.
Berikutnya adalah bagian pengembangan, development of idea. Pada bagian kedua inilah kita menyuguhkan argumentasi dan data. Satu demi satu argumentasi, pergulatan pemikiran disajikan demi terbangunnya sebuah tulisan yang kuat. Kita mesti bisa mengungkapkan pendapat kita dalam tulisan dengan runut dan menarik. Gagasan yang disampaikan juga mesti tersampaikan melalui paragraf demi paragraf yang terhubung secara kompak, logis, dan menarik. Hindari “kerut dahi” pembaca kita lantaran curahan pemikiran, pandangan, dan ide esai kita tidak tersusun rapi dan meloncat-loncat.
Terakhir adalah bagian kesimpulan. Bagian ini tidak harus menyuguhkan solusi, jawaban yang final atas thesis yang kita ajukan. Pada bagian ini kita juga bisa mengajak pembaca untuk mencari solusi, melakukan refleksi, menyajikan alternatif yang segar dan unik, atau sekadar mempertanyakan kebenaran dan kemapanan argumentasi yang sudah kita sajikan. Walaupun begitu, pada bagian paragraf kesimpulan ada beberapa poin yang mesti kita perhatikan. Review lagi, apakah paragraf terakhir yang kita tulis sudah menggambarkan dan menyatakan ulang tema utama secara singkat? Selanjutnya, pada bagian ini harus ada gambaran bahwa argumentasi dan ide-ide yang kita kita luapkan sepadan dengan topik esai dan yang terpenting adalah, argumentasi itu penting kedudukannya dalam esai yang kita tulis. Terakhir, tanpa meninggalkan fungsi utama bagian ini yakni tempat untuk menyimpulkan keseluruhan isi esai.

Penutup
          Siapapun kita, kita memiliki cara tersendiri dalam menulis. Adapun kerangka-kerangka yang dijabarkan di atas, itu hanyalah sebuah tawaran. Dengan harapan dapat mempermudah kita dalam mengeksploitasi ide-ide kita. Semua diserahkan kepada masing-masing personal. Ramu dan formulasikanlah cara kita sendiri dan berbagilah agar kaya khasanah.
          Sungguh, menulis adalah satu-satunya cara agar ide kita tidak beku dan mengendap di lobus memori otak kita yang terdalam. Menulis mampu mengungkit bagian terdalam dari endapan ide-ide kita. Menulis mengajarkan kita bagaimana merangkai ide-ide tersebut sehingga terasa manis dan melekat di hati dan pemikiran pembaca kita. Kita sama-sama belajar, tak terkecuali saya pribadi. “Dan ikatlah ilmu itu dengan menuliskannya”. Selamat menulis teman-teman semua.
Read On 6 tanggapan

BINGKAI AMALFI

Cara kita menulis adalah cara kita berpikir

Entri Populer


Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

About me

Foto saya
"Lebih berkesan, ketika kita tahu tentang arti sebenarnya keberadaan kita. Bukan perkara apa yang kita miliki sekarang, tetapi perkara sejauh mana kita sudah mensyukuri itu semua"

Himbauan

Apapun yang rekan-rekan dapatkan, baca, dan pahami, mutlak ini adalah karya cipata anak manusia, yang jauh dari kesempurnaan. Adalah suatu kebenaran yang sangat saya hargai bilamana terdapat kekeliruan atau kesalahan untuk disampaikan guna perbaikan demi keutuhan cita-cita penulis.

Lawatan Silaturrahiim